6 Hal yang Bikin Piala Dunia 2022 Qatar Paling Kontroversial

6 Hal yang Bikin Piala Dunia 2022 Qatar Paling Kontroversial

Jakarta, CNBC Indonesia - Pesta sepakbola terbesar di jagad raya tengah berlangsung di Qatar. Ada 32 tim yang berkompetisi memperebutkan gelar sebagai tim terbaik di dunia.
Ini juga menjadi catatan sejarah baru bagi Qatar sebagai tuan rumah karena untuk pertama kalinya Piala Dunia digelar di negara Timur Tengah. Namun, tonggak sejarah itu juga ikut menjadikan turnamen empat tahunan kali ini penuh kontroversi, mulai dari isu LGBT hingga penonton bayaran.

Berikut adalah 6 hal yang membuat gelaran Piala Dunia 2022 di Qatar:

1. Isu LGBT hingga ancaman sanksi dari FIFA
LGBT dan seks di luar pernikahan dianggap sebagai sebuah kejahatan menurut aturan Qatar yang diancam hukuman pidana. Hal ini menjadi perhatian serius sejumlah penggemar sepakbola dunia, terutama di Eropa, yang lantang menyuarakan hak-hak kelompok LGBT. Sebagian dari mereka mengaku batal menonton secara langsung di Qatar karena merasa tidak aman.

Tim nasional (timnas) dari negara-negara Eropa yang berkompetisi di Piala Dunia 2022 sempat berencana mengenakan armband dengan logo "OneLove" untuk mendukung hak-hak LGBTQ selama turnamen, namun mereka mengurungkan niat tersebut setelah mendapat peringatan dari Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) bahwa mereka bisa dihukum.

Pada laga Rabu (24/11/2022), Timnas Jerman melakukan pose bungkam mulut saat sesi foto sebelum bertanding melawan Jepang. Aksi bungkam mulut itu merupakan bentuk protes terhadap ancaman FIFA yang dinilai membungkam suara mereka.

Baca: FIFA World Cup 2022: Timnas Negara Mana yang Paling Mahal?
2. Larangan penjualan bir di stadion
Hanya selang dua hari sebelum pembukaan Piala Dunia pada Minggu (20/11/2022), Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) mengumumkan larangan penjualan minuman beralkohol di semua stadion. Pengumuman tersebut dikeluarkan FIFA setelah berdiskusi dengan Qatar selaku tuan rumah yang memiliki aturan ketat terkait alkohol.

Sebelumnya, Budweiser, salah satu sponsor utama Piala Dunia, memiliki hak eksklusif untuk melakukan penjualan produk birnya, AB InBev, di sekitar stadion, yaitu pada tiga jam sebelum dan satu jam setelah setiap pertandingan.

Namun, kebijakan tersebut akhirnya direvisi setelah adanya negosiasi panjang antara Presiden FIFA, Gianni Infantino; Budweiser; dan Eksekutif Komite Tertinggi Qatar. Meskipun demikian, Budweiser akan tetap diizinkan menjual bir beralkohol di zona FIFA FAN Fest di pusat Kota Doha. Penjualan juga bisa dilakukan di tempat hiburan yang sudah ditentukan.

Larangan penjualan alkohol di stadion mendapat banyak protes dari penggemar sepakbola yang datang langsung ke Qatar. Penggemar asal Ekuador bahkan ramai-ramai berseru "Kami ingin bir" saat menonton laga timnas kesayangan mereka melawan tim tuan rumah Qatar.

3. Isu pelanggaran HAM pekerja migran
Sejumlah media juga melaporkan perlakuan tidak manusiawi terhadap ribuan pekerja migran yang membangun infrastruktur untuk Piala Dunia. Laporan CNN menyebut bahwa seorang pekerja migran asal Nepal dengan nama samaran Kamal belum mendapatkan bonus yang dijanjikan dan bahkan dijebloskan ke penjara untuk alasan yang tidak jelas.

"Saya tidak diberitahu mengapa saya ditangkap. Orang-orang hanya berdiri di sana ... ada yang berjalan dengan belanjaan mereka, ada yang hanya duduk di sana sambil merokok ... saya ditangkap tanpa tahu apa yang terjadi," kata dia.

Meski demikian, otoritas Qatar sendiri membantah laporan tersebut.

Seorang pejabat pemerintah Qatar mengatakan kepada CNN dalam sebuah pernyataan: "Setiap klaim bahwa pekerja dipenjara atau dideportasi tanpa penjelasan itu tidak benar. Tindakan hanya diambil dalam kasus yang sangat spesifik, misalnya jika seseorang berpartisipasi dalam kekerasan."

Sementara itu, The Guardian melaporkan tahun lalu bahwa 6.500 pekerja migran Asia Selatan telah meninggal di Qatar sejak negara itu dipastikan menjadi tuan rumah Piala Dunia pada 2010, sebagian besar terlibat dalam pekerjaan bergaji rendah dan berbahaya, yang sering dilakukan dalam suhu yang sangat panas.

4. Diboikot selebriti dunia
Karena sejumlah kontroversi tersebut, selebriti dunia seperti Shakira hingga Dua Lipa dilaporkan melakukan boikot secara diam-diam.

Sebelumnya, Shakira dijadwalkan untuk tampil dalam pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar, tetapi berubah pikiran pada menit terakhir. Menurut kantor berita Spanyol El Programa de Ana Rosa, pembawa acara Adriana Dorronsoro mengatakan: "Sudah dikonfirmasi kepada saya bahwa Shakira tidak akan tampil pada upacara pembukaan, tetapi mereka tidak mau mengatakan apakah Shakira akan memiliki peran lain sepanjang Piala Dunia."

Diva pop asal Kolombia ini sebelumnya tampil di tiga upacara pembukaan Piala Dunia pada 2006 (Jerman), 2010 (Afrika Selatan) dan 2014 (Brasil).

5. Dugaan pemalsuan jumlah penonton
Banyak tuduhan bahwa FIFA dan Qatar memalsukan jumlah penonton di stadion.

Dilansir dari media Inggris, Mirror, pada laga perdana Piala Dunia 2022, yaitu Qatar vs Ekuador di Stadion Al-Bayt, disebutkan stadion memiliki kapasitas 60.000 orang, tetapi FIFA menyebutkan bahwa angka resmi jumlah penonton yang hadir adalah 67.372. Padahal, terlihat banyak bagian kursi kosong di stadion. Tak lama kemudian, angka kapasitas stadion diperbarui menjadi 68.895 penonton.

Perubahan tersebut juga terjadi di Stadion Internasional Khalifa. Disebutkan, stadion itu memiliki kapasitas 40.000 penonton. Namun, FIFA menyebutkan melalui laman webnya bahwa penonton yang hadir pada pertandingan Inggris vs Iran berjumlah 45.334. Setelah muncul kontroversi dan pemeriksaan kembali, FIFA memperbarui angka kapasitas stadion menjadi 45.857 pada Selasa (22/11/2022).

6. Isu penonton bayaran
Qatar juga diisukan membayar penggemar sepak bola untuk memosting hal positif tentang Piala Dunia 2022.

Dilansir dari DW, salah satu surat kabar Jerman, mereka mengklaim bahwa negara dengan ibu kota negara Doha tersebut membayar biaya perjalanan para penggemar internasional terpilih.

Selain itu, penyiar salah satu media Belanda, NOS juga mengatakan hal serupa. NOS menyebutkan bahwa para penggemar tersebut mendapatkan imbalan berupa penerbangan dan hotel atas postingan positif di media sosial.

Berdasarkan penelusuran cek fakta DW, isu Qatar membiayai penerbangan, hotel, dan perjalanan tak terduga para penggemar sepak bola internasional terpilih adalah benar. Supreme Committee (SC) yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan Piala Dunia 2022 telah mengonfirmasi hal tersebut kepada DW.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Comments on “6 Hal yang Bikin Piala Dunia 2022 Qatar Paling Kontroversial”

Leave a Reply

Gravatar